Rabu, 26 Desember 2012

Puisi Bapak BJ Habibie

Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.
Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya,
dan kematian adalah sesuatu yang pasti,
dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.
Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat,
adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam
diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa
setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong
melompong, hilang isi.
Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau
gersang.
Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang,
pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada,
aku bukan hendak megeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.
Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang,
tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.
mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau
ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga
aku mampu mencintaimu seperti ini.

Selamat jalan,
Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya,
kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.

selamat jalan sayang,

cahaya mataku, penyejuk jiwaku,

selamat jalan,


calon bidadari surgaku ....


BJ.HABIBIE

Senin, 17 Desember 2012

Rindu, dan Hati

Ada rindu yang bergelayut,
Berayun lamat di hati,
Meminta untukku perhatikan..
Ada sesak mengimpit,
Mendesak hati,
Memaksa untuk mengalir bebas..

Namun tak ku temui keberanian,
Yang akan membawaku padanya..

Minggu, 02 Desember 2012

1000 Bangau Kertas

1000 bangau kertas..
Aku menitipkan seluruh doa-doaku pada 1000 bangau kertas..
Terselip di setiap lipatannya, setiap kata-kata yang tak terucap..
Seluruh harapan yang terpendam..

1000 bangau kertas..
Aku bukanlah seorang wanita yang percaya hal-hal mistis..
Namun aku tetap melipat 1000 bangau kertas..
Dengan hati-hati dan penuh ketelitian..
Dengan segenap hati aku tuliskan segalanya di baliknya..

1000 bangau kertas..
Aku tau bukan mereka yang akan mengabulkan segalanya..
Namun bagiku,
Mereka adalah simbol dari segala harapan,
dan keraguanku..

1000 bangau kertas..
Dalam setiap lipatannya,
Kuharap keraguan dan rasa takutku ikut tersimpan di sana..
Terbang bebas,
Hingga akhirnya pada lipatan ke-1000,
Aku akan melangkah dengan ringan dan mantap..

Jumat, 09 November 2012

Can I? Can I? Can I?

I wanna see you everynigth before I close my eyes, hearing you saying you love me.. Can I?
I wanna you to be the one that I see when I open my eyes, smiling to me and saying good morning.. Can I?
I wanna hold you tight in my arms, feeling your warm in my skin.. Can I?
I wanna grip your hands, and walk together with you.. Can I?
I wanna keep you for myself, so no one can grab you.. Can I?
I wanna fasten your heart to mine, then no one can break our Love.. Can I?

Can I? Can I? Can I? Can I? Can I? Can I? Can I? Can I? Can I? Can I? Can I? Can I?

Ahh, our love is just a delusion in my head.. I imagine you, that love me back, that miss me like I miss you, that watching me as I watching you everyday.. You, that whispering my name at the end of your day, and at the beginning of your day.. You, that hold my hand, and kissed my forehead.. who smile to me, and seeing me with love in your eyes.. who give me all your attention..

Ahh, our love is just a delusion in my head.. I dream about a day that we spent together, sharing our feeling.. whispering that "L" word, in each other ears.. sharing a laugh, and smile.. without a word, feeling the wind around us.. enjoyed every single seconds that passes together..

Can I have you like her?
Can you look at me with your eyes like that?
Can I stand besides you? not behind you..
Can I be the one that you are looking for, when the world is getting to cruel?
Can I walking with you through my life?
Can I hear your voice in that special tone?

Can I? Can I? Can I? Can I? Can I? Can I? Can I? Can I? Can I? Can I? Can I? Can I?

Ahh, that's too good to be true.. right?

Rabu, 07 November 2012

Pena, Tinta, & Lembar Kertas Putih

Lentik jemari menari di atas lembar demi lembar kertas
Seirama pena yang tergenggam di tangan..
Seolah memang tercipta bagi satu sama lain..
Menyatu dalam irama imajinasi..

Meluncurlah tinta dari pena,
Hitam, pekat, membentuk huruf-huruf alfabet..
Menyusun alfabet menjadi kata, lalu kalimat..
Hingga akhirnya membentuk sajak,
Puisi terabadikan di atasnya..

Mengalir setiap asa yang terasa di dalamnya,
Entah gembira, air mata, duka, suka, luka, tawa..
Melebur, menyatu, dalam sebait puisi..
Menyampaikan rasa yang tak terucap,
Tak terlukis dalam bertutur kata..

Lepas sudah sesak yang mngimpit raga,
Penat yang membuncah di jiwa..
Terserap dalam selembar kertas dan sebaris tinta yang berjajar rapi
Mengalir keluar,
Bukan melalui air mata,
Namun kata-kata..

Selasa, 06 November 2012

Tentang Hidup, yang tak Ku Mengerti

Jangan salahkan aku bila aku selalu menganalogikan diriku sebagai seorang anak kecil
Pada kenyataannya memang seperti itulah yang aku rasakan
Aku seperti gadis cilik yang tersesat, di tengah riuh-rendahnya manusia berlalu-lalang
Setiap orang melewatiku dengan tergesa-gesa,
Namun aku hanya berdiri menatap dalam kebingungan
Tertabrak oleh berbagai kepentingan di sekitarku..
Hendak melangkah maju, namun di sebrang sana segala sesuatu terlihat begitu rumit dan sulit

Aku ingin berpegangan,
Namun tangan yang dulu menggenggam erat aku,
Kini telah mendorongku dari belakang untuk terus maju
Bukan, bukan menyesatkan..
Ia hanya mengingatkanku dengan halus bahwa aku tak bisa selamanya bergantung pada mereka

Aku ingin berbalik, berlari, dan bersembunyi..
Kembali ke balik punggung mereka, menyusup kembali dalam hangatnya pelukan mereka
Tinggal di dalam zona nyaman milikku selamanya
Namun mereka bilang,
Sudah bukan masanya lagi aku seperti itu

Mereka bilang,
Aku akan selalu menjadi gadis cilik mereka,
Namun bukan berarti aku tak perlu turun menginjakkan kaki di dunia orang dewasa
Aku tetap harus melakukannya, dan menyadari diriku akan berubah perlahan-lahan

Waktu yang begitu cepat berlalu
Tiba-tiba saja telah membentangkan lorong panjang di hadapanku
Lorong gelap, dengan sebuah lentera yang belum menyala di tanganku
Aku kini harus merangkak, meraba-raba di temani kegelapan
Sementara aku mengumpulkan keping-keping api untuk menyalakan lenteraku

Senin, 05 November 2012

Seberkas tentang Perjalananku

Aku gak pernah merasa bahwa aku adalah seorang yang polos. Sebaliknya, aku sering merasa sebagai seorang manusia yang jahat. Namun, pada kenyataannya mereka selalu berkata tentang betapa polosnya aku. Ahh, aku kah yang terlalu kejam menilai diriku? Ataukah mereka yang terlalu baik menilai aku?

Terkadang terbersit dalam pikiranku, apa sesungguhnya makna dari kata polos? Bila orang yang seperti aku masih saja disebut polos, maka seberapa jauhkah lagi perjalanan ku untuk memelajari hidup sesungguhnya?

Polos.. apa bedanya itu dengan naif? Aku lebih mengakui bahwa seringkali aku naif, bukan polos.. Aku masih terlalu mentah, dalam dunia yang semakin lama semakin cepat perputrannya. Namun bukan polos, bukan baik, ataupun apa adanya. Bagi diriku sendiri, aku seringkali mengenakan topeng. Tersenyum, menyembunyikan air mata. Tertawa menutupi luka. Bukankah itu sangatlah jauh dari definisi polos? Entahlah..

Minggu, 04 November 2012

Hanya Sepintas tentang Hidup

"Tuhan lebih tau mana yang terbaik untuk kita.."
Kalimat itu, sudah ribuan kali kudengar meluncur dari mulut banyak orang, bahkan ribuan kali aku mengucapkannya sendiri.. Tapi hingga kini aku tetap belum bisa sepenuhnya berpegang padanya.. Meski terkadang aku mengucapkannya pada orang lain, pada mereka yang juga tengah di landa gulana yang tak kunjung usai.. Namun ternyata, mengucapkannya seraya memaknainya dari dalam hati itu sulit..
Mengucapkannya, bukan hanya di mulut, bukan hanya dalam kata-kata, namun benar-benar dari dalam hati.. Itu yang belum mampu kulakukan hingga saat ini.. Terkadang masih terbersit pikiran buruk, prasangka negatif, atas apa yang terjadi pada diri.. Terkadang, masih terucap kata "Dunia tak adil padaku, hidup tak pernah adil padaku..".. Ahh, betapa rendahnya aku, betapa sempitnya pikiranku selama ini.. Bukankah ketika aku berkata seperti itu, maka aku berdoa agar dunia tak pernah adil padaku..
Pada akhirnya, nyatanya, dunia tak akan pernah terasa adil bila kita selalu lupa bersyukur.. Bila kita selalu meminta lebih, dan tak mau menunggu sejenak untuk melihat sekitar.. Tak pernah membuka mata, bahwa Tuhan tau, mana yang baik untuk kita, dan kapankah saat yang tepat untuk memberikannya pada kita.. Kita tak pernah tau bagaimana Tuhan bekerja, bagaimana Tuhan berpikir, karena kita hanya seorang manusia biasa.. Hanya seorang hamba-Nya, diantara ribuan orang lainnya..
Betapa sulitnya menyadari hal itu, apalagi ketika kita tengah di uji oleh-Nya.. Ketika hidup terlihat sulit dan rumit.. Ketika masalah datang silih berganti, tanpa henti menghantui kita.. Terasa sulit untuk tidak berprasangka buruk, mengeluh, marah, dan sulit untuk tetap bersyukur..
Namun bukankah sulit bukan berarti tidak mungkin?
Selalu ada cara dan jalan untuk berubah, ketika kita bersungguh-sungguh untuk melakukannya..
:)

Jatinangor, 4 November 2012

Jumat, 02 November 2012

Hujan = Cinta (?)

Hujan.. Di luar sana hujan..
Aku hanya menatap dari balik jendela kamar..
Ingin meraskan derasnya air hujan mengguyur tubuh ini
Meski aku tau, tubuhku pada akhirnya akan memprotes tindakan ku

Aku menyukai hujan,
Terutama ketika aku berdiri di bawahnya
Merasakannya mengalir menelusuri tubuhku
Seakan membawa segala beban yang ada di hatiku
Meski pada akhirnya,
Ia akan membuatku terbaring lemah di atas ranjang
Membuat kepalaku berdenyut tiada henti..
Namun aku tetap menyukainya

Aneh? Memang..
Sama seperti cinta..
Bukankah kita sendiri menyadari,
Ketika kita memilih untuk memersilahkannya masuk dalam hidup kita
Bisa jadi pada akhirnya rasa sakit lah yang akan ia bawa
Namun kita tetap saja menginginkan cinta dalam hidup

Bukankah rasa senang, bahagia, gembira, memang selalu beriringan dengan air mata?
Selalu akan ada rasa sakit di dalamnya..
Entah rasa sakit itu akan membuatmu menjadi lebih kuat,
ataukah akan menghancurkan dirimu perlahan..
Kita tidak akan pernah tau,
Hingga rasa sakit itu benar-benar hadir..

Ahh, mengapa harus kusamakan cinta dengan hujan yang sangat kusukai?
Mungkin karena aku memerlukan keduanya,
Namun keduanya selalu menuntunku untuk bersiap menghadapi rasa sakit berikutnya..
Tapi bukankah itu semua adalah pilihanku?
Karena hidup selalu memiliki pilihan,
dan aku memilih untuk memiliki keduanya..
Cinta.. dan hujan..
Meski artinya aku harus menerima rasa sakit itu..
Walau terkadang air mata pun tak cukup untuk menghilangkan ngilu nya luka yang mungkin tergores

Yang Ku Cari, Namun tak Ku Mengerti

Aku tak mengenali diriku sendiri saat ini
Terkadang ia menjadi dewasa seorang diri
Tanpa kusadari kapan aku belajar menjadi seperti itu
Terkadang hanya dalam hitungan detik,
Ia kembali menjadi anak-anak yang naif
Naif dalam menghadapi dunia

Aku masih belum mampu memahami diriku sendiri
Ada satu masa ketika aku ikut lebur dalam canda tawa mereka
Lalu di satu titik,
Tiba-tiba saja aku merasa jenuh
Entah jenuh kepada siapa, kepada apa
Kemudian aku akan bergeser,
Menjauh dari hiruk-pikuk suara mereka
Mencari ruang untuk sendiri sejenak
Mengumpulkan entah apapun itu untuk menjadi kekuatanku selanjutnya

Aku tak mampu menemukan jawaban,
Atas apa terjadi padaku ini
Yang ku tau hanyalah hati ini mendadak merasa kosong, hampa

Ada saat-saat ketika aku akan tersenyum, tertawa
Berjalan dengan riangnya
Sesekali melompat di sela-sela langkah ku
Lalu,
Seperti bunga yang layu bila tak bertemu air
Aku merunduk, melangkah dengan goyah
Tak lagi menemukan energi yang tadinya kumiliki

Entah apa yang hilang dari diriku
Aku masih berusaha menjawabnya
Entah apa yang tak ku miliki
Yang membuatku merasa begitu kosong dan hampa
Aku masih dalam perjalanan memahaminya
Mungkin tak secepat itu kan ku temui jawaban itu
Namun setidaknya, aku berusaha..

Kamis, 01 November 2012

Pagi

Aku bersyukur,
Masih dapat ku buka mataku pagi ini
Masih dapat ku tatap sinar sang surya menerobos kisi-kisi jendela kamarku
Terhirup aroma embun, khas pagi hari
Sejuk, menyegarkan jiwa
Mengisi kembali semangat untuk beraktivitas hari ini
Menyentakkan jiwa untuk tak lupa bertasbih
Berterima kasih atas waktu yang masih dimiliki
Entah hingga kapan

Rabu, 31 Oktober 2012

Yang tak teraba

Dalam diam ada amarah yang tak terucap oleh kata
Dalam senyuman ada rindu yang mengalir hangat
Dalam tawa ada air mata yang bersiap meluncur
Dalam sorot mata ada cinta yang tak teraba

Tak terbaca
Tak terlihat
Bersembunyi dengan rapi

Hanya satu diantara seribu yang mengerti
Hanya sedikit yang mampu melihatnya
Namun,
Berapa orang yang peduli?
Mungkin tidak ada...

Jatinangor, 17 September 2012

Senin, 29 Oktober 2012

Teruntuk Anda, Inspirasi Kami ♥

Teruntuk Anda, inspirasi kami..
Ahh, bukan hanya kami anak muridmu di IPA3,
Namun mungkin seluruh murid yang hidupnya pernah Anda sentuh..

Orang bilang, manusia yang baik hidupnya singkat. Nyatanya memang benar adanya seperti itu.
Orang bilang, batas antara kehidupan dan kematian sangat tipis, tak terlihat oleh kita manusia. Faktanya, kita memang tidak pernah tau, kapan ajal akan menjemput kita.
Entah besok, lusa, atau mungkin saat ini, satu detik setelah ini.

        "Perpisahan selalu berjalan beriringan bersama perpisahan."

Entah siapa yang pertama kali mengucapkan kata-kata seperti itu. Yang ku tau, kata-kata itu adalah gambaran yang sangat tempat untuk keadaan ini.

Ibu Misliani, guru, Ibu, sahabat, entah sebutan apa lagi yang bisa ku gunakan untuk menggambarkan Beliau. Betapa terkejutnya aku pagi ini, saat aku baru akan memulai hari, aku mendapat berita duka tentang Beliau. Kabar kepergian Beliau, yang kurasa terlalu cepat, sontak merenggut seluruh semangatku menghadapi hari ini. Bukan.. bukan aku yang terlalu berlebihan. Namun memang begitu adanya.

Satu-persatu, ku baca timeline Twitter. Memastikan bahwa informasi yang ku dengar tidak salah. Namun semakin ku baca, semakin lemas tubuhku rasanya. Semua mengucapkan hal yang sama, semua menuangkan duka dalam untaian kata yang singkat, puluhan-ratusan bahkan mungkin ribuan. Setiap orang seakan tak puas hanya mengucapkan satu kalimat tentang Beliau. Semua orang berbagi duka, di tengah jarak yang membentang, dalam satu wadah, Social Media.

Aku terpaku membaca semua. Tetes air matapun tak lagi kusadari kehadirannya. Perlahan, jariku ikut menari pagi ini. Menari dalam lagu rindu, mengetikkan duka yang sama, yang juga kurasa karena kepergian Beliau. Mengetikkan sesal yang sama, sesal akan jarak yang terbentang memisahkan. Menghambat asa ku untuk berlari, menuju tempat Beliau. Bertemu untuk terakhir kali.

Teruntuk Anda, inspirasi kami..
Satu tahun kebersamaan dalam ruang XI-IPA3. Setahun Anda membimbing kami, memahami matematika. Ya, matematika.. Momok terbesar sebagian besar anak sekolah. Namun bersama Anda, Ia tidak lagi semenakutkan dan serumit itu.

Ahh, masih terbayang semua kenangan itu. Saat-saat Anda mengajari kami dengan penuh kesabaran. Saat-saat Anda menjelaskan dengan gaya yang tak membuat kami jemu. Dan saat-saat ketika Anda menyuruh kami yang tak mengerti untuk maju dan mencoba. Suara lembut Anda yang tak pernah mengeluarkan amarah sedikitpun kepada kami, meski kami terkadang begitu menyebalkan. Ahh, satu lagi. Saat kami menyanyikan lagu untukmu. Pada hari persembahan untuk guru. Benar-benar terngiang dalam benakku pagi ini, saat-saat itu.

Teruntuk Anda, inspirasi kami..
Wali kelas XI yang sangat kami sayangi. Mungkin yang paling kami sayangi di antara yang lain.

Hanya satu tahun, lalu Anda tak lagi mengajar di sekolah kami. Berpindah ke sekolah lain, yang lebih dekat untuk Anda jangkau. Namun sangat berarti bagi kami.
Bahkan setelah itupun, masih sering kami singgah ke tempat Anda, hanya untuk sekedar bercerita singkat tentang hari-hari kami. Hanya untuk sekedar kembali berbagi tawa dan kehangatan bersama Anda.

Teruntuk Anda, inspirasi kami..
Kini kami hanya bisa berdoa untukmu di sana. Semoga seluruh kebaikanmu memudahkanmu melalui proses menuju surga Allah SWT. Mengirimimu doa yang tak putus, seperti ketika kami mendoakan kedua orang tua kami sendiri.

Nasiihat-nasihatmu akan selalu terkenang. Memberi kami semangat untuk terus maju, menyongsong masa depan entah yang seperti apa bentuknya. Menguatkan kami, dalam setiap lelahnya kami berjuang dan berusaha. Entah dalam perantauan, ataupun yang tetap dalam lingkup yang sama.

Memories, is the least that I have about you. But, that will be my treasure..
My important treasure.. :"

Minggu, 28 Oktober 2012

Antara jarak & kita

Aku masih membayangkan senyumanmu di setiap purnama yang ku lalui
Aku masih membaui aroma tubuhmu di setiap malam-malam sepi
Masih terngiang halus suaramu memanggil namaku
Sayupp, namun memori itu masih ada

Ahh, sudah berapa juta detik kita tak bertemu kasih?
Berapa purnama yang harus ku lalui tanpamu?
Masih berapa banyak lagi hari yang harus ku lalui dalam kerinduan?
Hingga kita dapat memadu kasih lagi,
Bersama..
Seperti dulu..

Jujur,
Kadang terbersit rasa bosan dalam penantian ini kasih
Namun,
Waktu tak pernah mampu mengikis namamu dari hatiku
Meski kini memori itu tak setajam dulu
Namamu menggelora di dalam hatiku..
Masih menghangatkan setiap dingin sukmaku yang merindu

Aku rindu kasih,
Rindu dirimu yang nyata..
Bukan hanya pantulan dalam layar komputer
Bukan hanya suaramu yang berbicara dari sebrang sana
Aku rindu dapat menyentuhmu,
Lagi..
Seperti sebelum jarak membentang di antara kita

Jarak..
Ahh.. berapa kali lagi harus kita timpakan segala kesalahan padanya?
Bukankah jarak tak pernah bersalah pada kita,
Pada hubungan ini..
Kitalah yang selalu mengatasnamakannya dalam setiap pertengkaran yang terjadi

Ahh, waktu yang singkat dalam setiap pertemuan..
Haruskah selalu berisi caci-maki, air mata, dan murka?
Aku tak mau begitu,
Aku ingin menikmatinya, menyimpannya, sebagai bekal ku menghadapi kesendirian ku berikutnya
Aku ingin meresapinya, agar di setiap hari-hari berikutnya tanpa dirimu di sisiku,
Masih dapat aku merasakan kehadiranmu..

Kasih,
Bila di pertemuan selanjutnya,
Masih tersisa namaku di hatimu,
Bisakah kita bertemu dengan penuh cinta?
Tanpa amarah yang menimbulkan luka..
Bisakah kita berbicara dengan tenang?
Tanpa emosi menguasai jiwa..
Agar dapat kita lihat kasih,
Jauh di dalam diri kita,
Seberapa besar cinta yang masih ada..

Sabtu, 27 Oktober 2012

Memori manusia, rapuh..

Masih terngiang di dalam kepalaku isi khutbah saat sholat Eid.. Membicarakan tentang 6 pertanyaan yang sering kali kita, manusia, gumamkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Namun sering kali tidak kita temukan jawabannya.

Namun yang paling menyentakku adalah, kalimat bahwa "Selama berada dalam Ridha Allah kita akan baik-baik saja." Ahh, sering aku melupakan hal itu. Bahwa Allah akan selalu menjaga kita, umat-Nya, bila kita tetap berpegang teguh pada ajaran-Nya, pada agama-Nya.

Ahh, sering aku terlarut dalam rasa sedih dunia. Entah itu karena cinta, ataupun hal lainnya. Terlupakan olehku bahwa mungkin saja, apa yang aku inginkan tidak sejalan dengan Ridha Allah. Mungkin saja, apa yang aku mau memang memerlukan pengorbanan yang tak mudah.

Satu lagi kalimat yang membuatku malu adalah "Hidup adalah ujian. Jika kita berani hidup, maka kita harus berani di uji. Tapi bila kita tidak mau di uji, maka lepaskan saja hidup kita." Tertohok rasanya mendengar kalimat itu. Berapa kalo selama hidupku, aku mempertanyakan Tuhan, karena ujian yang diberikannya dalam hidupku? Padahal, bukankah Ia memberi kita ujian, karena Ia menyayangi kita. Bukankah setelah kita di uji, dan kita berhasil melaluinya, diri kita akan terangkat, menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya.

Ahh, betapa rapuhnya ternyata ingatan seorang manusia. Hingga melupakan bahwa selalu ada hikmah di balik segala duka. Betapa lemahnya kita, yang sering melontarkan keluhan ketika hidup menjadi rumit. Padahal, rumit hanyalah sugesti yang kita beri pada diri kita sendiri. Bila kita mampu menghadapi semua dengan tenang, tentu segalanya akan menjadi lebih mudah.

Semalam, aku juga kembali diingatkan, bahwa musuh kita dalam hidup hanyalah syetan. Bukan sesama manusia. Tidak sewajarnya jika kita, membenci sesama manusia, karena mereka bukanlah musuh kita, melainkan rekan yang dengannya kita akan saling mengingatkan, saling menopang, dan saling berbagi ilmu.
Betapa seringnya kita berkelahi sesama manusia, saling membenci, saling mencaci-maki, saling melukai. Padahal, bukan sesama manusia lah musuh kita, melainkan syetan, yang sering kali membisikkan pada diri kita agar kita berkelahi dengan sesama, agar kita melupakan Tuhan kita, agar kita hanya menikmati dunia dengan segala godaan yang dimilikinya.

Ahh manusia, rapuhnya kita dengan segala kealpaan yang sering kita lakukan. Masih kah kita akan terus bergumul dalam rasa yang kita cipta sendiri, sedih, marah, duka, luka. Atau mampukah kita mengubah semuanya, mengikhlaskannya sebagai rahasia dan ujian dari Allah, lalu menjalani segalanya dengan kuat dan tegar, di dalam jalan yang diridhai-Nya.

Kamis, 25 Oktober 2012

Gugur..

Rasa ini, tak perlu ku umbar lebih jauh lagi
Tak perlu ku suarakan lebih keras lagi
Tak perlu jua ku siram lebih subur lagi
Cukup ku tatap, hingga perlahan ia akan layu dengan sendirinya
Gugur.. bersama dedaunan..
Meresap ke dalam tanah dengan sewajarnya..
Namun bukan nya menyisakan duka,
Aku berharap ia akan menjadi semangat untuk aku melangkah maju..

Rasa ini, tak perlu ku telusuri lebih dalam lagi
Tak perlu ku cari arti keberadaannya
Cukup aku yang memastikan sendiri,
Sebagai apa dia akan ku pertahankan..
Entah ia harus terus tumbuh, ataukah gugur dengan indahnya..
Hanya menyisakan memori yang tergores di hati
Jejak kenangan yang tak akan pudar tergerus jaman
Namun tetap hanyalah kenangan
Bukan masa depan..

Rabu, 17 Oktober 2012

Tetes Hujan

Tik.. tik.. tik..
Apa kamu mendengarnya?
Hujan tengah turun di luar sana..
Ahh bahkan dia tengah turun di sini, di dalam kamarku..
Bukan, bukan lubang di atap yang membawa hujan memasuki kamarku
Namun mataku yang membawanya, seirama dengan tangis langit di luar sana

Tik. tik.. tik..
Ahh, suaranya membuatku gila,
Aku ingin menghentikannya, tapi ia turun dengan sendirinya
Mengalir, semakin banyak...

Tik.. tik.. tik..
Kini aku ingin tertawa, sekeras-kerasnya,
Begitu kerasnya hingga aku akan merasa bahagia karenanya
Begitu kerasnya hingga tetesan hujan ini akan berhenti
Begitu kerasnya hingga setelah itu, aku hanya akan tersenyum
Namun anehnya, tetes hujan ini hanya semakin deras mengalir

Senin, 15 Oktober 2012

Abu-abu

Hai kamu, apa kabarmu di sana?
Di sini aku masih menipu diriku sendiri, berpura-pura telah berhenti mengejarmu
Meyakinkan diri bahwa mencintaimu hanyalah candu sesaat,,
dan menyayangimu hanyalah khayalan yang tercipta dalam kabut kesendirian,
semu dan rapuh..
Serapuh aku di sini,, yang ternyata masih hancur berkeping-keping mendengar namanya meluncur dari mulutmu..
Yang ternyata masih menangis dalam kegelapan, membisikkan namamu lirih..

Kamu tau, semenjak mencintaimu aku menjadi abu-abu, bukan lagi hitam ataupun putih..
Aku bahagia melihatmu tersenyum, tapi ada yang menusuk-nusuk tajam, mengetahui dirimu tersenyum bukan karena aku..
Aku tersenyum menatap binar matamu, namun menyakitkan menyadari yang ada di dalamnya dan menyalakan binarnya bukan diriku..

Sabtu, 15 September 2012

Ketukanmu

Ada yang datang,
Perlahan..
Tanpa suara..
Tak ada aba-aba..
Tiba-tiba sudah menjulang tegap di hadapan..

"Tok, tok, tok.."
Jemarinya perlahan mengetuk..
Lembut menenangkan..
Terasa hangat dan akrab..

Aku mengintip,
Takut untuk membuka hati ini terlalu besar
Takut mempersilakan dirinya masuk
Takut karena tidak ada rasa takut padanya

Ya,
Aku takut karena dia terasa begitu akrab
Seakan kawan lama yang baru dipertemukan kembali oleh takdir

Takdir?
Masihkah aku percaya padanya?
Percaya pada kebetulan apapun yang timbul karenanya?

Aaahhh...
Terlalu sering aku salah melangkah dan menyimpulkan
Aku tak ingin terulang kembali
Lebih baik ku biarkan waktu yang membawa kami
Kemanapun ia ingin kami berakhir

Jumat, 14 September 2012

Jalan kita

"Karena jalan kita berbeda, dan tak pernah sama.."
Kalimat yg selalu terbersit setiap mereka berbicara tentang agama
Setiap mereka berkata perbedaan adalah untuk menyatukan,
Bukan untuk memisahkan..

Pada kenyataannya,
Perbedaanlah yang mengharuskan kita untuk berpisah
Bukan menyatukan kita..

Setiap mereka berkata,
Agar kita menghargai perbedaan yang ada
Agar kita selalu hidup berdampingan

Nyatanya,
Perbedaan kita tak mereka izinkan untuk bersama
Tak mengisinkan aku untuk bergandengan denganmu dalam hidup

 *remember a years ago

Minggu, 02 September 2012

Sepenggal Cerita Cinta

Aku adalah seorang wanita biasa,
Ya, hanya seorang wanita biasa...
Yang terombang-ambing dalam kelamnya cerita cinta
Aku jatuh cinta tentu saja,
seperti kebanyakan wanita lainnya...
Namun ada yang berbeda...

Aku,
Tergila-gila pada seorang lelaki yang bagiku sempurna dalam ketidak sempurnaannya...
Meski telah banyak kekurangannya terpampang jelas di mataku
Meski ribuan kertas telah habis ku isi tentang kepedihanku karena dirinya
Semua itu hilang...
Lenyap tak berbekas begitu ku tatap wajahnya...
Ribuan detik telah ku buang hanya untuk memikirkannya...
Aku mencintainya...
Bisikku dalam sunyi yang merambat merasuki diri
Namun hanya aku dan Tuhan yang mendengarnya

Entah berapa banyak air mata yang mengalir
Menunggunya...
Ya, menunggunya melihat diriku...
Menunggunya menyadari bahwa aku ada untuknya
Aku mencintainya...
Aku kembali berbisik
Namun lorong-lorong sunyi dalam hatiku memantulkannya kembali

Sampai tibalah saatnya perpisahan tiba
Ya, hal yang tak pernah bisa ku pisahkan dari sebuah pertemuan
Namun tak jua dia tatap aku di sini
Namun tak jua kutemukan keberanian untuk menjadi agresif hanya untuknya
Ya, hanya untuknya...

Hari-hari berikutnya bagai berlarian melewatiku
Aku berjalan tanpa menyadari bahwa aku melakukannya
Aku tertawa tanpa aku menyadari apa itu kebahagiaan sesungguhnya
Aku tersenyum tanpa sekalipun melepas kegetiran di hati
Bagai boneka yang hanya bergerak mengikuti dalang kehidupan
Aku lalui semuanya dengan kugundahan yang kian merayu

Dan kini di sinilah aku
Menatap dirinya yang selama ini membayang di hatiku
Mengutuk, ataukah memuji?
Kehidupan yang masih tetap menjadi misteri bagiku...

Aku menatapnya dalam diam,
Menanti kata yang tak jua terucap dari bibirnya
Terima kasih...
Ucapku akhirnya...
Matanya membulat menatapku tak mengerti
Terima kasih...
Sekali lagi aku berkata sambil tersenyum
Untuk apa?
Hening...
Dulu aku pernah mencintaimu...
Ucapku dengan keberanian yang entah darimana
Dan Dia hanya menatapku dalam bisu
Kebisuan yang berasal dari ketidak tahuannya selama ini
Tapi itu dulu...
Aku kembali terkejut dengan ketegasan dalam suaraku
Dan kini aku ingin berterima kasih...
Terima kasih atas hari-hari yang ku lalui dengan mencintaimu,
Terima kasih atas air mata yang pernah mengalir karenamu,
Terima kasih...
Karena pernah singgah dan menumbuhkan cinta di hatiku
Aku tersenyum,
Menatapnya dengan kelembutan dan ketegasan di saat yang bersamaan

Perlahan Dia mencoba bersuara,
Namun pada akhirnya yang mampu dilakukannya hanya tersenyum
Menatapku masih dengan ketidak percayaan yang sama

Tapi kini aku tak peduli
Aku berbalik, tetap dengan seulas senyuman di wajahku
Lalu dengan penuh keyakinan aku melangkah
Meninggalkan kisah cinta yang mengikatku selama ini
Menutup lembaran ketidak pastian yang membelengguku dari cinta yang lainnya

Ya,
Kini aku membebaskan hatiku...
Tanpa syarat dan ikatan apapun...

*pernah di posting di jejaring sosial penulis*
:))

Sabtu, 01 September 2012

Fake

Screaming all the way backside,
Laughing when everyone see~~
Crying in the dark of night,
Smiling in crowded~~
Didn't u tired?

Hiding ur self, the real of you..
Putting a mask every single seconds
Acting like someone else
Didn't u revolted?

It's funny,
Cause in this world,
No one is real..
But nobody care,
Cause they are as false as other

It's Septembaahhh!!

First day in a new month :))
Pasti banyak wishing2 yang bertebaran deh di mana-mana~~
Saya juga termasuk yang hobi make a wish di awal bulan sih *tiap hari padahal make a wish nya*

Udah bulan September nihh, la~la~la~ye~ye~ye~~~~, brrti bentar lagi masuk kuliah :|
Kok sedih ya? Sedih banget banget yaa? Galau dehh :|
Belum siap mental inii jadi anak kuliahan, belum full nih adaptasinya, masalah perut aja belum beres inii, huweee :"

Jadii, berhubung perasaan masih complicated banget sama bulan September, wish saya yang paling besar adalah saya bisa SURVIVE di bulan inii :"
Bukan nya saya lagi nyamar terus di kejar-kejar ato gimana yaa, maksud nya yaa saya survive aja ngelaluin bulan inii, sehat-sehat ajaa gitu, kuat ngadepin ospek, wkwk..

Semogaa semua temen seangkatan di mana pun mereka berada, sehat selalu deh
:))
Love u all :*

Sabtu, 18 Agustus 2012

Sejuta Harapmu

Malam ini kata "harus" kembali berterbangan
Rentetan harapan, ataukah keharusan yg kalian ucapkan itu?
Entah yang mana, tetap saja rasanya membebani
Dulu menjadi dokter adalah jalan yg kalian pilihkan untukku
Namun aku berkeras menolak
Kini, harapan apa lagi yang kalian gantungkan di pundak kecil ku ini?
Menjadi ustadzah?
Ahhh, masih jauh ilmu ku untuk menuju ke sana Bundaa..
Terlalu banyak kurang anakmu ini
Namun apa yg bisa ku ucapkan agar kalian mengerti?
Belum genap sebulan aku berstatus mahasiswa
Telah banyak mimpi-mimpi kalian padaku

Ahhh, bukan aku tak mau mengikuti
Namun haruskah setinggi itu Bunda?
Bukan, lebih tepatnya haruskah sesakral itu diriku??

Ahhh,
Bahkan kebebasan memilih pun kini menjadi delusi bagiku

....

Terduduk, aku membisu, tenggelam dalam rasa rindu
Ahhh, romansa cinta masa muda masih terbayang
Ingatkan akan dirimu kasih

Aku tak ingin kau kembali merajut kisah bersamaku,
Aku yakin akan hal itu
Namun mengapa hati ini tetap merindumu?

Bukankah sudah cukup semua rasa sakit itu,
Bukankah sudah habis air mata ini untukmu
Namun aku tetap memanggil namamu dalam kesendirian

Mungkinkah aku hanya kesepian kasih?
Menanti cinta yang lain datang menyapa rumah cinta ku

Minggu, 08 Juli 2012

Cuap-cuap

Hari ini, tanggal 8 Juli 2012, tepatnya hari Minggu, akhirnya aku selesai berjuang mencari jalan menuju masa depan *ceileehh. Hari ini akhirnya aku udah ngga usah lagi belajar, ngga usah lagi buka-buka buku pelajaran. Ngga usah lagi ngapalin rumus-rumus yang seabreg-abreg itu. -____-
Sekarang tinggal tawakal nunggu hasil tes hari ini, ckck. Dalem hati aku udah jejeritan pengen liburan. Bayangin aja, dari lulusan SMA kemaren aku belum sempet dapetin liburan yang bener-bener liburan. Astagaaa.... Berapa bulan itu udah???
Tapii, akhirnya semua berakhir hari ini. Udah ada pegangan juga bakalan ke mana kaki ku ini melangkah. Huahahahah...
Sekarang udah bebas, mau guling-gulingan kek, mau tiduran seharian kek, mau ngembat novel kek, apa kek, ngga jadi masalah. Tinggal ngurus surat-surat administratif doang. Nyehnyehnyeh~~~

Oh iya, FYI aja, aku sekarang lagi di Bogor loh. Kota Hujan!! Tau kan? Tau kan? Pasti taulah, kalau ngga tau cari sono di atlas. -____-
Sebenernya aku di sini bentar doang, ngga nyampe seminggu. Cuman dalam rangka pengen ikut tes mandiri Univ aja jadi nya aku nyasar di sini. Eh, gak nyasar juga deng. Nyangkut lah lebih tepatnya, di rumah Wa Aas, kakanya Ummi. Asik deh di sini, suasananya beda sama Banjarmasin *iyalaahhh*. Tapi orangnya baik-baik. Terus-terus, kan tadi aku habis tes tuh, di jemput sama Uwa, nah habis itu ternyata aku di bawa ke Botas. Cihuuuyyy~~~
Akhirnya bisa mampir juga ke Gramed. Wuihhh, banyak banget novelnya di sini. Ckck. Rasanya semua novel baru pada manggil-manggil buat di beli. Haduh haduh. -___-
Rasanya dikelilingin banyak novel baru itu ngebahagiain banget. Kaya habis di isi batre. Seger plus melek dah langsung yang habis ngedrop gara-gara ujian. :D

Pas nyampe rumah, ternyata Bi Neneng sama Om Teguh pada dateng ke Bogor juga malem ini. Yeeeiiyyy~~ Asik lah pastinya. Cuman sayang Yumna, sepupu aku, udah lupa sama aku. Hhah... Wajar lah yah, udah lama banget ketemunya waktu itu. 10 taon ada kali yah. Ckck...

Selasa, 29 Mei 2012

Life

Hidup itu aneh,
Kadang2 kata2 yang ngga di maksud kan buat si "Dia", malah jadi salah alamat. Kadang setiap orang saling ngga enak sama orang lain. Kadang kata2 kita tanpa sengaja menyinggung yang lain. Dan yang lebih seringnya, keputusan2 yang kita bikin bakalan saling memengaruhi dengan kehidupan orang lain. Begitupula sebaliknya.

Sama kaya entri2 yang aku buat di blog ini. Meski kayanya masih jauh dari kalimat "Memengaruhi kehidupan orang lain", tapi paling ngga mungkin terkadang kata2 yang aku tulis di sini, isi hati yang aku tuangkan di sini, kebetean yang aku tuangkan di sini, terkadang bisa jadi ada yang baca dan merasa tersindir atau mungkin tersenggol karenanya.

Tapi seriusan deh ngga ada maksud. Isi blog ini ngga di tunjukkan buat siapa2, selain bikin plong hatiku sendiri.

Losing You...

For me,
Book is everything. I love them, more than I love my boyfriend *when I had*. More than I love to eat. More than I love watching movie. More, more, and more...
So, losing a book is like losing a half of my soul. Excessive? Yep, you are right. Maybe for the others, that was bullshit. But for me, this is really important.

Dari kecil, aku udah suka baca. Tapi maklum lah ya, nama nya juga anak kecil, jadi gak awet sama barang. Banyak loh buku2 masa kecil yang cuman tinggal ada di memori aja, dan bukunya sendiri entah ada di mana. Beranjak dewasa, aku mulai belajar ngerapiin buku yang ku punya. Baru-baru ini bareng2 si Teteh, semua buku kami data. Emang sih masih banyak yang ilang. Tapi lebih mendingan lah ya sekarang.

Aku inget, dulu waktu SMP banyak novel yang di pinjem ngga balik2 lagi. Aku kira kejadian kaya gitu bakal stop sampai SMP aja. Ternyata sekarang harus ngalemin lagi. Padahal udah di data di web, di data di buku, tapi masih aja ilang. Yang minjem bilangnya udah di balikin, tapi gak ada di rumah. Arrggghhh, stress kalo gini caranya.

Mungkin juga aku yang lupa naroh. Mungkin juga emang ilang. Ngga tau juga dah. Intinya ini tuh bener-bener bikin aku galauauauauauuuuu... T.T
Kalo orang nya bilang udah di balikin, aku bisa apa? Pengen marah juga gak bisa. Pengen nangis rasanya gak guna banget. Serba salah deh yah pokoknya.

Jadi inget salah satu kalimat bijak yang ku baca di komik Miiko. Intinya bokapnya Miiko bilang, ketika suatu barang hilang, maka ikhlasin aja. Karena artinya dia pergi dengan membawa kesialan atau nasib jelek yang ada. Jadi artinya kita harus tetep bersyukur apapun yang terjadi.
Tapi yah, nama nya juga manusia. Udah tau gitu, tapi tetep aja susah boo ngerelain nya. Rasanya nyesek gimana gitu waktu masuk toko buku terus ngeliat novel yang ilang itu mejeng di rak. Huweeee... >.<

The problem is, buku yang ilang itu salah satu buku favoritku. Berseri. Ilang semuanya. Ngga tau rimbanya. Ngga tau kabarnya. Ngga bisa di misscall. Ngga bisa di terawang. ._.
Ahh jadi makin galau ngomongin nya. Tapi gimana dong, masa iya mencak-mencak di depan orang nya. Ngga enak lah brooo. Apalagi ngga jelas juga beneran udah di balikin atau ngga. Hufht!

Intinya, saat ini masa-masa galau ku. Banget banget banget...
Kalau mau kejam sih, ngga usah lagi dah minjem2in buku ke orang. Daripada ngga balik2 bukunya. Tapi ya itu tadi, gak tegaan akuuu. >.<

Kalo di pikir2, mungkin bukunya udah bukan rejeki aku lagi kali ya. Kalo rejeki kan harusnya ngga bakalan ilang gitu. Hemmm...

Pokoknya In Memoriam, My Beloved Novel...






Hhuh...
Baik-baik ya di manapun kalian berada :')

Minggu, 27 Mei 2012

Duabelas IPA 3

Masa-masa SMA,
Dulu aku kira sama kaya apa yang di tayangin FTV. Isinya cuma seneng-seneng, cinta, dan segala macam hal-hal indah lainnya. Sayangnya, ternyata kenyataan nggak seindah dalam cerita. Senangnya, hidup ternyata memiliki lebih banyak rasa yang gak tersaji di dalam layar kaca, ataupun lembar-lembar buku yang kita baca.

I do love reading....
Serius deh, aku bener-bener seneng ngabisin waktu dengan baca. Atau beli buku yang bahkan kadang ngga habis ku baca. Tenggelam dalam khayalan dan melupakan realita hidup.
Tapi, kehidupan ternyata jauh lebih menarik untuk di ikuti dan di nikmati. Dan hal itu baru ku sadari saat ini. Di saat-saat terakhir aku berada di sekolah. Saat-saat terkhirku sebagai siswi SMA.
Sedih ya?? Yang jelas aku sedih banget. Ngga akan ada lagi kumpul2 buat bikin tugas, ato belajar bareng. Ngga ada lagi gila-gilaan di kelas, di hukum karna gak bikin tugas. Bahkan gak ada lagi upacara bendera yang paling bikin males anak-anak seangkatan. :D

IPA 3, keluarga kecilku di SMASA. Tempatku berbagi suka duka selama 2 tahun ini. Tempat yang penuh kenangan. Dan sekarang masing-masing dari kami bakalan memilih jalan yang beda-beda. Entah nanti kami bakalan ketemu lagi di salah satu persimpangan hidup, ataukah hanya akan terselip di sela-sela memori. I dunno.
Pokoknya, apapun yang terjadi, IPA 3 bakal tetap di hati aku. :)

Tapi ada yang paling bikin aku sedih, pisah sama sahabat-sahabat yang selama ini selalu dengerin aku, meski kadang aku nyebelin, bikin emosi, pisah sama temen-temen seangkatan yang selalu bisa bikin aku ketawa hanya dengan liat kelakuan ajaib mereka. :')
Ngga ada lagi Awang yang nyebelin, Ocin yang kadang ngeselin tapi bijaksana, Naya yang heboh, Lidya si cantik, Ani chairmate tercintaku, Vivi kembarang yang selalu ketuker sama aku, Mia yang sering ngajak belajar bareng, Anis yang rame, Zazav tetanggaku tersayang, dan mereka yang lainnya. :')
Hiks... Jdi pengen nangis...

Tapi, thats life right??
Pertemuan selalu diiringi perpisahan. Suka ataupun ngga, hal itu ngga bisa di pisahin lagi. Yang jelas perpisahan kita di SMA ini hanyalah akhir dari masa remaja yang penuh hura-hura, air mata, dan cinta monyet. Juga awal langkah kita memasuki dunia yang sebenarnya. :)

I'll miss you guys, but we should take our own way since now. I hope someday, when we meet again, we can remember all our happiness and sadness together. Then we can share our succes. :)
I Love You All... :)

Minggu, 13 Mei 2012

Delapanbelas Tahun

Selama 18 tahun aku hidup, gak ad seorang pun yg bisa jelasin ap itu cinta dgn benar ke aku. Selama itu juga aku berkali-kali menemukan perbedaan definisi cinta bagi setiap orang. Tapi semua perbedaan itu saling melengkapi dan menyempurnakan definisinya.
Selama 18 tahun aku hidup, puluhan orang di sekitar ku jatuh cinta dan putus cinta. Semuanya membawa kenangan yang berbeda tentang cinta. Begitu pula pandangan yang mereka miliki, tidak pernah sama satu dan yang lainnya.

Selama 18 tahun aku hidup, berbagai perasaan telah ku alami. Berbagai pengalaman ku jalani. Namun hingga kini aku tetap bertanya-tanya apa itu cinta. Bahkan aku ragu apa pernah aku benar-benar jatuh cinta. Apa aku pernah begitu menyayangi tanpa memikirkan masalah apapun yang akan menghadang.

Selama 18 tahun aku hidup, ribuan ungkapan tentang cinta telah kubaca, kudengar, bahkan kubuat. Tapi sesungguhnya akupun masih meragu terhadapnya. Ada yang bilang,
"Ketika kita tidak dapat melakukan apapun tanpanya, meski tidak ada alasan, bukankah itu cinta."
Benarkah? Karena bila itu benar, maka aku yakin aku belum pernah jatuh cinta. Sebab selama ini tidak satupun mereka singgah tanpa alasan di hatiku. Dan tidak sekalipun kepergian mereka menjatuhkan ku untuk waktu yang cukup lama.

Selama 18 tahun aku hidup, menangis selamta satu-dua hari ketika putus cinta itu biasa. Lalu menangis lagi ketika mengenang kegagalan itu, dan ketika bercerita pada orang lain, sewajar tarikan nafasku selama ini. Wajar ketika kita merutuki kegagalan. Namun hanya sebatas itu. Setelah itu aku akan bangkit dan berhenti menangisi masa lalu.

Selama 18 tahun aku hidup, batas antara cinta, sayang, dan kagum masihlah transparan. Begitu mirip, sehingga sulit memilah dan mengukurnya dalam takaran yang tepat. Namun seseorang pernah mengatakan, bahwa rasa kagum, dan sayang yang tulus adalah awal dari cinta. Karena keduanya akan tumbuh dan merambati hatimu perlahan bila kau menyiraminya dengan tepat.

Kini setelah 18 tahun aku hidup,
Aku masih bertanya-tanya tentang cinta...

"Khokkiri" by Lia Indra Andriana

"Apaan tuh Khokkiri?"
Pasti banyak yang bertanya-tanya maksud dari kata itu. Iya kn? Bener kn? Bener dong! :D

Khokkiri itu artinya GAJAH dalam bahasa Korea. Tapi meski buku ini judulnya gajah, dan cover nya memuat gambar gajah yang unyu-unyu gimana gitu, sebenernya buku ini gak berisi apapun tentang gajah, kecuali sebuah filosofi terkenal yang bilang kalau,
"Gajah tihak pernah lupa"

Yep, thats the theme of this novel. MEMORIES

Awalnya aku juga sempet tertipu sama cover depan novel ini. Aku kira novel ini adalah cerita cinta biasa yang ngga terlalu complicated. Apalagi sinopsis nya cuma bilang gini,

*****
Becca. Adriel Jo. Richard. Della. TOP. Lucie.
Penulis. Fotografer. Dokter. Penerjemah. Blogger.
Teman. Saudara. Kekasih. Tunangan.

Mereka telah mengikrarkan kesetiaan untuk tak saling melupakan. Namun, kenyataan bahwa mereka hanyalah manusia biasa yang memiliki keterbatasan memori, tak dapat diubah.

Meski ego mereka bersikeras tak ingin dilupakan, namun ketika salah satu dari mereka harus menghilang dari kehidupan orang terdekatnya, semua memori yang telah dirajut dan disimpan seolah tidak pernah ada.

Adakah jalan bagi memori itu untuk kembali?
Benarkah memori yang tersimpan itu tidak akan pernah pudar seperti janji setia yang mereka ucapkan?
*****

Tapi akhirnya aku nekat beli karna penasaran. Dan seriusan aku ngga nyesel sama skali beli buku ini. Karna ternyata isinya itu KEREN abis sumpah. 

Novel ini highly recomended buat mereka yang suka tema psikologi yang bercampur sama percintaan. Agak sedikit menakutkan, menyesakkan, tapi bercampur dengan manisnya ekspresi cinta para pemeran di dalamnya.

Sebelum baca buku ini aku sering minta Tuhan buat menghapus banyak kenangan yang ngga enak dari masa lalu aku. Aku bahkan sadar terkadang aku ngga menghargai kenangan dengan baik. Tapi, begitu baca buku ini, aku nyesel pernah mikir kaya gitu. Karna dari buku ini, aku belajar bahwa kenangan, entah itu baik, buruk, menyenangkan, atau bahkan menyakitkan, tetaplah bagian dari hidup kita. Yang akan membentuk kita menjadi sesuatu di masa depan.

Jadi,
Dalam buku ini ada lima tokoh yang menjadi sorotan utama. Yaitu Adriel, Becca, Richard, Della, dan Lucie. Cerita dibuka dengan pertemuan antara Adriel dan Becca di sebuah lorong kantor. Ketika Adriel tengah melampiaskan rasa kesalnya dengan mengeritik sebuah kalimat iklan, yang ternyata adalah kalimat buatan Becca. Becca kesal, lalu mengungkapkan semuanya di dalam blog milikinya. Yang ternyata di baca oleh Adriel, dan ditanggapinya tanpa disadari Becca.

Cerita terus berlanjut hingga akhirnya mereka saling jatuh cinta. Terlihat sangat wajar, sewajar kisah cinta saudara kembar Becca, Della, yang ternyata merajut kisah dengan Richard, saudara tiri Adriel. Di sini kisah keluarga Adriel dan Richard menjadi kunci cerita. Konflik keluarga yang menyebabkan jalinan peristiwa yang saling berhubungan sampai saat ini.

Dua pasang manusia ini menjalani kisah romansa yang berbeda dan tak saling ganggu, sampai suatu saat mereka dipertemukan dan saling mempertanyakan keberadaan masing-masing. Ketika kenangan satu sama lain bergesekan dan sama-sama ingin bertahan, tak ada satupun yang ingin dilupakan dan tersingkir. Ada Lucie juga disana yang mentertawakan 'kebodohan' mereka berempat. Buat Lucie, kepanikan Richard, Della, Becca, Adriel, dan ambisi mereka untuk terus ada dan diingat, adalah suatu tontonan yang menarik. Dan Lucie cukup senang saat diantara kelengahan mereka, Ia bisa dengan begitu mudahnya masuk dan membuat kisahnya sendiri. Ia pun ingin dikenang. 

Della, sosok wanita yang kuat dan tegas, berkebalikan dengan Becca yang cenderung peragu dan penakut. Satu lagi, Lucie, yang memiliki kepribadian yang benar-benar bertolak belakang dengan keduanya. Dia nakal, liar, dan menyukai tantangan. Tapi ternyata, mereka bertiga hidup bersama, dengan yang lainnya, di dalam satu wadah.
 
Namun pada akhirnya, Richard-Della-Adriel-Becca-Lucie, diantara mereka berlima toh akhirnya ada yang harus 'tersingkir' dan rela hanya menjadi sebatas kenangan. Karena kenangan, seperti yang saya katakan tadi, adalah hal berharga yang membuat kita menghargai dan memaknai hidup. 

Kagum dengan cara mba Lia mengemas intrik masa lalu, dan hubungan sebab-akibat yang menurut saya lumayan rumit untuk dituangkan dalam sebuah tulisan. Apalagi, cerita ini mengambil tema kepribadian ganda. Meski sebenarnya bukan ganda menurut saya, karena ada lebih banyak kepribadian di dalamnya.

Buat kalian yang baca post saya dan akhirnya berniat baca buku ini, maaf ya karna sudah merusak kesenangan. Tapi menurut saya, novel ini tetap menarik meski kalian sudah tau garis besar ceritanya.
:)

'Ia ingin diingat. Ia ingin dikenang. Ia tidak mau menghilang.' (Becca. page 254)
~Byeee~

Rabu, 18 April 2012

Hanya Sebuah Tulisan Tanpa Judul


Kesepian, kesendirian, kehampaan...
Apa kalian mengenalnya?
Aku mengenal mereka dengan sangat baik...
Menakutkan,
Itu lah mereka...

Rasa sepi yang menggerogoti hati,
Perlahan tapi pasti merebut rasa aman dalam diri...
Kesunyian yang mengiringi,
Diam-diam menyelipakan gelisah dalam malam-malam yang ku lalui...
Semakin lama semakin akrab di kehidupanku
Menutupi mata, telinga, bahkan hati...
Hanya menyisakan rasa hampa yang menyiksa
Membunuh secara perlahan

Menyedihkan,
Ketika hati merasa seorang diri di tengah banyak orang
Menakutkan,
Ketika di malam-malam sunyi hati ini terasa begitu menyesakkan

Kadang terasa begitu menyakitkan
Rasa sepi itu mengiris perlahan
Seolah begitu gembira menorehkan luka perlahan-lahan
Menyisakan bekas di setiap bagian

Menguras kewarasan yang tersisa
Memberi gelisah tak berujung
Kebutuhan akan rasa aman yang tak terpenuhi
Pemahaman bahwa akan ada yang berdiri di sisi diri

Minggu, 15 April 2012

I hate phone call

I hate phone call! I hate phone call!
I hate! I hate! I hate!

Aku bukan orang yang pandai ngontrol nada suara ku. Aku tau itu salah dan aku nyoba buat ngurangin itu. Tapi gak sukses. Di saat2 terlemahku, hal itu bakal tetep muncul. Suasana hatiku bakalan tercermin dari nada bicaraku. Bahkan terkadang nada bicara yang keluar berbeda dengan yang ku maksudkan.

Dan Who the Hell are You Judging me like that???
Helllooo....
You have no idea how was me. You didn't know me.

Aku harus belajar prasangka baik??
Terus apa yang Anda lakuin saat itu??
Bukannya Anda juga berprasangka buruk??
Apa Anda lupa bahwa Saya sedang gugup, stress, tertekan, dan banyak perasaan lain yang saya rasakan akibat apa yang akan Saya hadapi besok??
Salahkah kalau suasana hati Saya jadi buruk
Kalau menurut Anda iya,
Seandainya Anda di posisi Saya, apa Anda yakin ngga akan merasakan hal yang sama??

Sesuka hati nuduh Aku berprasangka buruk sama seseorang yang menelepon,
Padahal Anda sendiri berprasangka buruk waktu mendengar suara Saya yang kacau akibat buruknya suasana hati Saya.
Apa Anda bahkan bertanya kenapa Saya terdengar bete dan menyebalkan??
Ohhh nggak! Ngga sama sekali!
Anda langsung memarahi Saya tanpa bertanya.

Maka salahkah Saya bila Saya bukannya semakin menghormati Anda,
Tapi sebaliknya Saya menjadi semakin bete dan suasana hati Saya semakin buruk.

I'm wrong,
Yes I'm totally wrong...
But tell me,
Who won't feel what I feel rigth now??

Thats why I hate phone call!!
Cause people judging something without seeing that with their own eyes!
And I hate SMS too...

Minggu, 01 April 2012

Hand Made Part 1

Setelah sekian lama berkutat dengan segala benan2 rajut, akhirnya muncul juga sebuah karya --"
Yahhh, gak bisa di bilang bagus sih. Tapi lumayan lah buat pemula! Mueheheh... :D

Udah berbulan-bulan nyaris nyerah dan cuma menghasilkan selembar syal yang gak bisa di bilang setengah jadi,
Yang di sebelahnya itu bunga hasil rajutan pertamaku. Mueheheh...
See??
Itu bahkan ngga sampai setengah panjang syal yang seharusnya. Awalnya sih semangat bikin, tapi begitu di tengah jalan, ngeliat hasilnya yang jauh dari rapi aku mutusin buat ngulang lagi dan jadiin itu sebagai pengingat. :D
Setelah kejadian itu aku belajar, kalo segala sesuatu itu harus mulai dari bawah. Dan hasilnya adalah bunga kecil itu. Ckck --"
Tapi ngga apa2 lah, yang penting kan proses belajarnya!
;)

Nah,
Setelah hasil yang tidak memuaskan itu, aku nyoba2 bikin wadah hape. Dengan bantuan nasehat temenku yang udah lebih bisa, akhirnya jadi juga itu barang. :D
Kaya gini nih bentuknya,
Hiyaaa!!! Asik asik... Bisa bisa...
Hhah...
Setelah terbelit benang berkali2, narik2 itu benang buat ngulang, akhirnya jadi juga. Perjuangannya penjang loh buat bikin ini! *lebay*
Yah, pokoknya rasanya seneng banget bisa bikin sesuatu dengan tangan sendiri. Mueheheh...

Sabtu, 31 Maret 2012

David Garrett

Entah kenapa akhir-akhir ini selera musik ku berubah
Bukan, bukan jadi K-Pop lovers...
Bukan juga jadi penggila Dangdut ato lagu-lagu Melayu!
But,
Tiba-tiba aja aku jadi suka dengerin musik klasik.!

Wah, wah, wah
Sok borju banget ya?
Hahah

Tapi sebenernya, aku cuma suka sama satu orang aja,
Namanya DAVID GARRETT...
Wuahhhh,
Penggila musik klasik pasti udah pada tau nih sama dia

David muncul dengan membawa nuansa baru pada dunia musik klasik lewat permainan biolanya
Lagu-lagunya yang dia bawain sering kali adalah musik rock yang sebenernya lebih cocok dibawakan dengan keras
Tapi David berhasil membawakan musik tersebut dalam versi biola yang sumpah bikin aku merinding
>.<

Sok we atuh di baca review saya
:)
David was born in Aachen on 4th september 1980 of American mother and German father. His father, large amateur of violin and string instruments antique dealer, often received at home experienced violinists.
When David was four, his father brought back a violin to his older brother. The little David, already an hot-headed temper, wanted to do the same and he insisted very much to playing too. His ability and his interest to play caused the admiration of all his entourage.
At the age of 5, he toke part in a competition and succeeded it with awards. He was 7 and he played already in public once a week. At the age of 9, he played a Mozart Concert with Orchestra. At the age of 10, as a child prodigy, he made his public début, using the surname of his mother, giving his first Concert “Zigeunerweissen” by Pablo de Sarasate, with the conductor Gerd Albrecht and the Hambourg Philharmonic Orchestra. At the age of 12, he began working with the great polish violinist Ida Haendall, often travelling to London and the other european cities, and even to Miami to meet her. The sensible advice of the great Lady were precious for the future musical development of David. At the age of 13, he had already recorded two CDs and appeared on German and Dutch television.
At the age of 14, as the youngest soloist ever, he signed an exclusive contract with Deutsche Grammophon. Between the ages of 10 and 15, he had a private schooling. He had no contact with children of his age. At this time, he didn’t think that it was out of the ordinary because he knew nothing else. At the age of 17, he played with the Munich Philharmonic Orchestra under the direction of Zubin Mehta in Delhi and Bombay with regard to the fiftieth anniversary of India’s Independence. At the age of 19, he played with the Rundfunk-Sinfonieorchster under the direction of Rafael Frühbeck de Burgos in Berlin and was unanimously celebrated by the critics. Then, David was invited to perform at the Expo 2000 in Hannover. After a bad experience at the Royal College of Music in London, he realized that his chilhood had been quite odd. He was his violin's slave, and at the time it was his only friend. He then started to discover the real life and wanted to catch up lost time, by enjoying life.

At the age of 21, he was invited to perform at the "Night of the Proms ”. It was very exciting to play as a “PopStar” in front of 600 000 people in just two months. He met a lot of young people, “wonderful people” he said. He never will forget that. As he was charismatic and sociable, he fascined and had a big success with girls. In the same way, he is very interested by this idea to bring young people to the classical music.
He moved to New York and entered at the Juilliard School as one of the first students to study with Itzhak Perlman. In the same time, he will supplement his income by working as a model. The experience of working with Perlman has helped him indentify himself as a musician, to develop his musical voice and to prepare himself for a life of music. He graduated from the Juilliard School with many awards in 2004. He left New York and his close friends with regret to come back in Germany and perform in Europe.

In recent years, David performed all over the world such as in Europe (Belgium, Croatia, France, Germany, Great Britain, Italy, Luxembourg, Macedonia, Netherlands, Portugal, Spain, Switzerland etc...), America (Argentina, Brazil, Canada, Colombia, Mexico, Peru, United States etc...), and Asia (Korea, Israel, Japan etc...). 
Stylistically flexible, he developed a versatile repertoire from Bach and Mozart, including the great classical violin concerts of Beethoven, Brahms, Sibelius and Tchaikovsky and the rarely played violin concerts by Conus, Schumann and Dvorák up to the virtuosic pieces by Waxman, Ravel and Saint-Saëns, commending him worldwide as an exceptional soloist with infatuatingly pure sounds and youthful spirit.
Developing young people’s enthusiasm for classical concerts is close to David Garrett’s heart. As a result, he decided in spite of considerable opposition to record a crossover album with various arrangements and his own compositions of pieces and melodies that he has been involved with time and again in his life up to this point.
Hiyaaaa!!
Amaze banget!!
Huhuhu... :')

Udah cakep, jago main biola pula
Tipe cowok idaman aku nih
:D

Buat kalian yang baca posting ini *mudahan ada*
Coba deh mulai cari-cari lagunya David,
Ngga bakalan nyesel deh
:)