Sabtu, 27 Oktober 2012

Memori manusia, rapuh..

Masih terngiang di dalam kepalaku isi khutbah saat sholat Eid.. Membicarakan tentang 6 pertanyaan yang sering kali kita, manusia, gumamkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Namun sering kali tidak kita temukan jawabannya.

Namun yang paling menyentakku adalah, kalimat bahwa "Selama berada dalam Ridha Allah kita akan baik-baik saja." Ahh, sering aku melupakan hal itu. Bahwa Allah akan selalu menjaga kita, umat-Nya, bila kita tetap berpegang teguh pada ajaran-Nya, pada agama-Nya.

Ahh, sering aku terlarut dalam rasa sedih dunia. Entah itu karena cinta, ataupun hal lainnya. Terlupakan olehku bahwa mungkin saja, apa yang aku inginkan tidak sejalan dengan Ridha Allah. Mungkin saja, apa yang aku mau memang memerlukan pengorbanan yang tak mudah.

Satu lagi kalimat yang membuatku malu adalah "Hidup adalah ujian. Jika kita berani hidup, maka kita harus berani di uji. Tapi bila kita tidak mau di uji, maka lepaskan saja hidup kita." Tertohok rasanya mendengar kalimat itu. Berapa kalo selama hidupku, aku mempertanyakan Tuhan, karena ujian yang diberikannya dalam hidupku? Padahal, bukankah Ia memberi kita ujian, karena Ia menyayangi kita. Bukankah setelah kita di uji, dan kita berhasil melaluinya, diri kita akan terangkat, menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya.

Ahh, betapa rapuhnya ternyata ingatan seorang manusia. Hingga melupakan bahwa selalu ada hikmah di balik segala duka. Betapa lemahnya kita, yang sering melontarkan keluhan ketika hidup menjadi rumit. Padahal, rumit hanyalah sugesti yang kita beri pada diri kita sendiri. Bila kita mampu menghadapi semua dengan tenang, tentu segalanya akan menjadi lebih mudah.

Semalam, aku juga kembali diingatkan, bahwa musuh kita dalam hidup hanyalah syetan. Bukan sesama manusia. Tidak sewajarnya jika kita, membenci sesama manusia, karena mereka bukanlah musuh kita, melainkan rekan yang dengannya kita akan saling mengingatkan, saling menopang, dan saling berbagi ilmu.
Betapa seringnya kita berkelahi sesama manusia, saling membenci, saling mencaci-maki, saling melukai. Padahal, bukan sesama manusia lah musuh kita, melainkan syetan, yang sering kali membisikkan pada diri kita agar kita berkelahi dengan sesama, agar kita melupakan Tuhan kita, agar kita hanya menikmati dunia dengan segala godaan yang dimilikinya.

Ahh manusia, rapuhnya kita dengan segala kealpaan yang sering kita lakukan. Masih kah kita akan terus bergumul dalam rasa yang kita cipta sendiri, sedih, marah, duka, luka. Atau mampukah kita mengubah semuanya, mengikhlaskannya sebagai rahasia dan ujian dari Allah, lalu menjalani segalanya dengan kuat dan tegar, di dalam jalan yang diridhai-Nya.

Tidak ada komentar: