Sabtu, 02 Maret 2013

Harry Potter and the Chamber of Secrets

Judul Buku : Harry Potter and the Chamber of Secrets
Pengarang : J.K.Rowling
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

Tahun kedua Harry sebagai seorang penyihir, ternyata tidak berjalan dengan lancar. Kehidupan sekolahnya masih diiringi dengan bermacam-macam petualangan yang menegangkan sekaligus menyenangkan. Masih tetap bermasalah dengan Prof. Snape serta para penghuni asrama Slytherin, kesabaran Harry semakin diuji dengan adanya guru pertahanan terhadap Ilmu Hitam yang baru, Prof Lockhart.

Semuanya berawal dari musim panas pada ulang tahunnya yang ke-13. Di mana tidak satupun sahabatnya mengirimkan kartu ucapan selamat ulang tahun padanya, ataupun sekedar menanyakan kabarnya. Namun kedatangan sesosok seorang tak di kenal menjelaskan segalanya.

Dobby, seorang peri-rumah, muncul di kamar tidur Harry tepat pada hari Ulang Tahunnya. Memaksanya untuk berjanji agar tidak kembali ke Hogwarts, sebab ada bahaya besar yang akan dihadapinya di sana. Saat itulah Harry mengetahui bahwa Dobby adalah penyebab tidak satupun surat datang padanya. Dobby telah memblokir dan menyita surat-surat dari sahabat-sahabatnya di sekolah. Menolak untuk tidak kembali ke sekolah, Dobby melakukan Mantra Melayang yang menyebabkan Harry mendapat peringatan dari Kementrian Sihir. Akibatnya, keluarga Dursley akhirnya mengetahui bahwa Harry dilarang menggunakan sihir di luar sekolah.

Terkurung di dalam kamarnya tanpa bisa menggunkan sihir untuk membebaskan dirinya, Harry merasa hampir putus asa untuk bisa kembali ke Hogwarts. Namun suatu malam, Ron dan kedua saudara kembarnya muncul sebagai peyelamat di kamarnya-errr, tepatnya di jendela kamarnya. Dengan mengendarai mobil terbang, mereka menyelamatkan Harry dan membawanya ke The Burrow.

Harry menghabiskan sisa liburan musim panasnya di rumah sahabatnya Ron. Pada 1 September, seperti biasa ia akan kembali ke sekolahnya. Tapi kali ini, pintu masuk menuju peron 9 3/4 menolaknya. Setiap kali ia mencoba menembus gerbang itu, ia dan Ron selalu saja menabrak. Hingga akhirnya mereka nekat menggunakan mobil terbang Mr.Weasley lagi untuk mencapai Hogwarts.

Kejadian-kejadian menarik yang dialami Harry tidak berhenti sampai disitu. Di tahun itu, Harry bersama Ron dan Hermione belajar membuat ramuan Polijus, yaitu ramuan yang memungkinkan mereka untuk berubah menjadi orang lain, untuk menyusup ke menara Slytherin. Mereka diajari oleh guru paling gila perhatian yang pernah mereka kenal, namun sebenarnya tidak bisa melakukan apa-apa. Berkenalan dengan tanaman Mandrake yang jeritannya dapat melumpuhkan bahkan membunuh manusia. Masuk ke dalam Hutan Terlarang dan bertemu dengan keluarga besar Aragog, labah-labah raksasa peliharaan Hagrid. Mendengar suara-suara di balik dinding. Mendapati kejutan bahwa ia bisa berbicara dengan ular (Parselmouth), bahasa yang seharusnya hanya dikuasai oleh keturunan Salazar Slytherin. Serta terbukanya kembali Kamar Rahasia.

Kenyataan bahwa Kamar Rahasia terbuka kembali merupakan teror tersendiri bagi penghuni Hogwarts. Murid-murid yang tidak memiliki darah penyihir murni mulai berjatuhan. Membeku. Membatu. Bahkan Nick-si-Kepala-Nyaris-Putus ikut menjadi korban. Fakta bahwa Harry mewarisi kemampuan Salazar Slytherin, membuat Harry dicurigai sebagai sang pewaris yang telah membuka pintu Kamar Rahasia.

Tapi pada akhirnya Harry berhasil membersihkan namanya, dan bahkan mengalahkan pewaris Slytherin, Tom Marvolo Riddle a.k.a Lord Voldemort, yang muncul dari sebuah buku harian. Ia juga dengan susksenya membunuh monster penghuni kamar rahasia, Basilisk. Sejujurnya, aku suka cara mba J.K. mendeskripsikan Basilisk. Meski Basilisk itu monster mematikan, tetap aja rasanya keren ngebayangin ular macam ini benar-benar ada. Hha..

Selalu terpana dan terpesona dengan cara-cara Harry menaklukkan lawan-lawannya. Sederhana. Namun efektif. Padahal sudah berkali-kali re-read novel ini. Tapi entah kenapa selalu gak bisa gak menahan napas di saat-saat kritis dan genting. Meski sudah sangat hapal gimana kejadian-kejadian itu akan berakhir.

Dalam novel kedua ini, diceritain kalau Harry melewatkan pesta Hallowen demi pesta Ulang Tahun Nick-si-Kepala-Nyaris-Putus. Ngebayangin gimana rasanya menjadi manusia di antara para hantu. Ngga bisa makan apa-apa karena jelas makanan-makanan itu ngga akan sesuai dengan perut kita (kacang bulukan? yuks :x). Sementara di Aula anak-anak lain sedang menikmati berbagai hidangan lezat. Hufht.. Tapi Harry memang patut di acungi jempol, sebagai seseorang yang sangat setia kawan dan memegang teguh janji.

Buku ini, beserta seluruh serinya, akan selalu mendapat nilai sempurna bagi saya pribadi.

Tidak ada komentar: