Jumat, 09 November 2012

Can I? Can I? Can I?

I wanna see you everynigth before I close my eyes, hearing you saying you love me.. Can I?
I wanna you to be the one that I see when I open my eyes, smiling to me and saying good morning.. Can I?
I wanna hold you tight in my arms, feeling your warm in my skin.. Can I?
I wanna grip your hands, and walk together with you.. Can I?
I wanna keep you for myself, so no one can grab you.. Can I?
I wanna fasten your heart to mine, then no one can break our Love.. Can I?

Can I? Can I? Can I? Can I? Can I? Can I? Can I? Can I? Can I? Can I? Can I? Can I?

Ahh, our love is just a delusion in my head.. I imagine you, that love me back, that miss me like I miss you, that watching me as I watching you everyday.. You, that whispering my name at the end of your day, and at the beginning of your day.. You, that hold my hand, and kissed my forehead.. who smile to me, and seeing me with love in your eyes.. who give me all your attention..

Ahh, our love is just a delusion in my head.. I dream about a day that we spent together, sharing our feeling.. whispering that "L" word, in each other ears.. sharing a laugh, and smile.. without a word, feeling the wind around us.. enjoyed every single seconds that passes together..

Can I have you like her?
Can you look at me with your eyes like that?
Can I stand besides you? not behind you..
Can I be the one that you are looking for, when the world is getting to cruel?
Can I walking with you through my life?
Can I hear your voice in that special tone?

Can I? Can I? Can I? Can I? Can I? Can I? Can I? Can I? Can I? Can I? Can I? Can I?

Ahh, that's too good to be true.. right?

Rabu, 07 November 2012

Pena, Tinta, & Lembar Kertas Putih

Lentik jemari menari di atas lembar demi lembar kertas
Seirama pena yang tergenggam di tangan..
Seolah memang tercipta bagi satu sama lain..
Menyatu dalam irama imajinasi..

Meluncurlah tinta dari pena,
Hitam, pekat, membentuk huruf-huruf alfabet..
Menyusun alfabet menjadi kata, lalu kalimat..
Hingga akhirnya membentuk sajak,
Puisi terabadikan di atasnya..

Mengalir setiap asa yang terasa di dalamnya,
Entah gembira, air mata, duka, suka, luka, tawa..
Melebur, menyatu, dalam sebait puisi..
Menyampaikan rasa yang tak terucap,
Tak terlukis dalam bertutur kata..

Lepas sudah sesak yang mngimpit raga,
Penat yang membuncah di jiwa..
Terserap dalam selembar kertas dan sebaris tinta yang berjajar rapi
Mengalir keluar,
Bukan melalui air mata,
Namun kata-kata..

Selasa, 06 November 2012

Tentang Hidup, yang tak Ku Mengerti

Jangan salahkan aku bila aku selalu menganalogikan diriku sebagai seorang anak kecil
Pada kenyataannya memang seperti itulah yang aku rasakan
Aku seperti gadis cilik yang tersesat, di tengah riuh-rendahnya manusia berlalu-lalang
Setiap orang melewatiku dengan tergesa-gesa,
Namun aku hanya berdiri menatap dalam kebingungan
Tertabrak oleh berbagai kepentingan di sekitarku..
Hendak melangkah maju, namun di sebrang sana segala sesuatu terlihat begitu rumit dan sulit

Aku ingin berpegangan,
Namun tangan yang dulu menggenggam erat aku,
Kini telah mendorongku dari belakang untuk terus maju
Bukan, bukan menyesatkan..
Ia hanya mengingatkanku dengan halus bahwa aku tak bisa selamanya bergantung pada mereka

Aku ingin berbalik, berlari, dan bersembunyi..
Kembali ke balik punggung mereka, menyusup kembali dalam hangatnya pelukan mereka
Tinggal di dalam zona nyaman milikku selamanya
Namun mereka bilang,
Sudah bukan masanya lagi aku seperti itu

Mereka bilang,
Aku akan selalu menjadi gadis cilik mereka,
Namun bukan berarti aku tak perlu turun menginjakkan kaki di dunia orang dewasa
Aku tetap harus melakukannya, dan menyadari diriku akan berubah perlahan-lahan

Waktu yang begitu cepat berlalu
Tiba-tiba saja telah membentangkan lorong panjang di hadapanku
Lorong gelap, dengan sebuah lentera yang belum menyala di tanganku
Aku kini harus merangkak, meraba-raba di temani kegelapan
Sementara aku mengumpulkan keping-keping api untuk menyalakan lenteraku

Senin, 05 November 2012

Seberkas tentang Perjalananku

Aku gak pernah merasa bahwa aku adalah seorang yang polos. Sebaliknya, aku sering merasa sebagai seorang manusia yang jahat. Namun, pada kenyataannya mereka selalu berkata tentang betapa polosnya aku. Ahh, aku kah yang terlalu kejam menilai diriku? Ataukah mereka yang terlalu baik menilai aku?

Terkadang terbersit dalam pikiranku, apa sesungguhnya makna dari kata polos? Bila orang yang seperti aku masih saja disebut polos, maka seberapa jauhkah lagi perjalanan ku untuk memelajari hidup sesungguhnya?

Polos.. apa bedanya itu dengan naif? Aku lebih mengakui bahwa seringkali aku naif, bukan polos.. Aku masih terlalu mentah, dalam dunia yang semakin lama semakin cepat perputrannya. Namun bukan polos, bukan baik, ataupun apa adanya. Bagi diriku sendiri, aku seringkali mengenakan topeng. Tersenyum, menyembunyikan air mata. Tertawa menutupi luka. Bukankah itu sangatlah jauh dari definisi polos? Entahlah..

Minggu, 04 November 2012

Hanya Sepintas tentang Hidup

"Tuhan lebih tau mana yang terbaik untuk kita.."
Kalimat itu, sudah ribuan kali kudengar meluncur dari mulut banyak orang, bahkan ribuan kali aku mengucapkannya sendiri.. Tapi hingga kini aku tetap belum bisa sepenuhnya berpegang padanya.. Meski terkadang aku mengucapkannya pada orang lain, pada mereka yang juga tengah di landa gulana yang tak kunjung usai.. Namun ternyata, mengucapkannya seraya memaknainya dari dalam hati itu sulit..
Mengucapkannya, bukan hanya di mulut, bukan hanya dalam kata-kata, namun benar-benar dari dalam hati.. Itu yang belum mampu kulakukan hingga saat ini.. Terkadang masih terbersit pikiran buruk, prasangka negatif, atas apa yang terjadi pada diri.. Terkadang, masih terucap kata "Dunia tak adil padaku, hidup tak pernah adil padaku..".. Ahh, betapa rendahnya aku, betapa sempitnya pikiranku selama ini.. Bukankah ketika aku berkata seperti itu, maka aku berdoa agar dunia tak pernah adil padaku..
Pada akhirnya, nyatanya, dunia tak akan pernah terasa adil bila kita selalu lupa bersyukur.. Bila kita selalu meminta lebih, dan tak mau menunggu sejenak untuk melihat sekitar.. Tak pernah membuka mata, bahwa Tuhan tau, mana yang baik untuk kita, dan kapankah saat yang tepat untuk memberikannya pada kita.. Kita tak pernah tau bagaimana Tuhan bekerja, bagaimana Tuhan berpikir, karena kita hanya seorang manusia biasa.. Hanya seorang hamba-Nya, diantara ribuan orang lainnya..
Betapa sulitnya menyadari hal itu, apalagi ketika kita tengah di uji oleh-Nya.. Ketika hidup terlihat sulit dan rumit.. Ketika masalah datang silih berganti, tanpa henti menghantui kita.. Terasa sulit untuk tidak berprasangka buruk, mengeluh, marah, dan sulit untuk tetap bersyukur..
Namun bukankah sulit bukan berarti tidak mungkin?
Selalu ada cara dan jalan untuk berubah, ketika kita bersungguh-sungguh untuk melakukannya..
:)

Jatinangor, 4 November 2012

Jumat, 02 November 2012

Hujan = Cinta (?)

Hujan.. Di luar sana hujan..
Aku hanya menatap dari balik jendela kamar..
Ingin meraskan derasnya air hujan mengguyur tubuh ini
Meski aku tau, tubuhku pada akhirnya akan memprotes tindakan ku

Aku menyukai hujan,
Terutama ketika aku berdiri di bawahnya
Merasakannya mengalir menelusuri tubuhku
Seakan membawa segala beban yang ada di hatiku
Meski pada akhirnya,
Ia akan membuatku terbaring lemah di atas ranjang
Membuat kepalaku berdenyut tiada henti..
Namun aku tetap menyukainya

Aneh? Memang..
Sama seperti cinta..
Bukankah kita sendiri menyadari,
Ketika kita memilih untuk memersilahkannya masuk dalam hidup kita
Bisa jadi pada akhirnya rasa sakit lah yang akan ia bawa
Namun kita tetap saja menginginkan cinta dalam hidup

Bukankah rasa senang, bahagia, gembira, memang selalu beriringan dengan air mata?
Selalu akan ada rasa sakit di dalamnya..
Entah rasa sakit itu akan membuatmu menjadi lebih kuat,
ataukah akan menghancurkan dirimu perlahan..
Kita tidak akan pernah tau,
Hingga rasa sakit itu benar-benar hadir..

Ahh, mengapa harus kusamakan cinta dengan hujan yang sangat kusukai?
Mungkin karena aku memerlukan keduanya,
Namun keduanya selalu menuntunku untuk bersiap menghadapi rasa sakit berikutnya..
Tapi bukankah itu semua adalah pilihanku?
Karena hidup selalu memiliki pilihan,
dan aku memilih untuk memiliki keduanya..
Cinta.. dan hujan..
Meski artinya aku harus menerima rasa sakit itu..
Walau terkadang air mata pun tak cukup untuk menghilangkan ngilu nya luka yang mungkin tergores

Yang Ku Cari, Namun tak Ku Mengerti

Aku tak mengenali diriku sendiri saat ini
Terkadang ia menjadi dewasa seorang diri
Tanpa kusadari kapan aku belajar menjadi seperti itu
Terkadang hanya dalam hitungan detik,
Ia kembali menjadi anak-anak yang naif
Naif dalam menghadapi dunia

Aku masih belum mampu memahami diriku sendiri
Ada satu masa ketika aku ikut lebur dalam canda tawa mereka
Lalu di satu titik,
Tiba-tiba saja aku merasa jenuh
Entah jenuh kepada siapa, kepada apa
Kemudian aku akan bergeser,
Menjauh dari hiruk-pikuk suara mereka
Mencari ruang untuk sendiri sejenak
Mengumpulkan entah apapun itu untuk menjadi kekuatanku selanjutnya

Aku tak mampu menemukan jawaban,
Atas apa terjadi padaku ini
Yang ku tau hanyalah hati ini mendadak merasa kosong, hampa

Ada saat-saat ketika aku akan tersenyum, tertawa
Berjalan dengan riangnya
Sesekali melompat di sela-sela langkah ku
Lalu,
Seperti bunga yang layu bila tak bertemu air
Aku merunduk, melangkah dengan goyah
Tak lagi menemukan energi yang tadinya kumiliki

Entah apa yang hilang dari diriku
Aku masih berusaha menjawabnya
Entah apa yang tak ku miliki
Yang membuatku merasa begitu kosong dan hampa
Aku masih dalam perjalanan memahaminya
Mungkin tak secepat itu kan ku temui jawaban itu
Namun setidaknya, aku berusaha..

Kamis, 01 November 2012

Pagi

Aku bersyukur,
Masih dapat ku buka mataku pagi ini
Masih dapat ku tatap sinar sang surya menerobos kisi-kisi jendela kamarku
Terhirup aroma embun, khas pagi hari
Sejuk, menyegarkan jiwa
Mengisi kembali semangat untuk beraktivitas hari ini
Menyentakkan jiwa untuk tak lupa bertasbih
Berterima kasih atas waktu yang masih dimiliki
Entah hingga kapan