Senin, 28 Januari 2013

Harry Potter and the Sorcerer's Stone

Judul                   : Harry Potter dan Batu Bertuah
Pengarang         : JK. Rowling
Penerjemah       : L. Susanti
Cetakan              : 20, 2006
Penerbit              : Gramedia Pustaka Utama
Harry Potter, seorang bocah cilik bermata hijau dan rambut berantakan, tinggal bersama paman dan bibinya yang tidak menyukainya, dan seorang sepupu, Dudley, yang selalu menggunakan waktunya untuk mengganggu Harry. 

Menjadi yatim piatu sejak lahir, Harry diberitahu bahwa kedua orangtuanya telah meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil, yang juga meninggalkan bekas luka berbentuk sambaran kilat di dahinya. Tumbuh dengan merasa dan diperlakukan berbeda oleh orang-orang di sekitarnya, tanpa menyadari bahwa dia adalah seorang penyihir, hingga pada hari ulang tahunnya yang ke-11.

Selama 11 tahun hidupnya, Harry menyadari bahwa hal-hal aneh selalu terjadi pada dirinya. Bicara dengan ular di kebun binatang. Mendarat di atas atap saat bersembunyi, maupun rambut yang tumbuh sendiri dalam waktu semalam. Lalu sepucuk surat (banyak sebenarnya) mengubah seluruh hidupnya. Surat yang bertuliskan,
Mr. Harry Potter
Lemari di Bawah Tangga
Privet Drive no.4
Little Whinging Surrey
meski Harry tidak sempat membacanya pada kesempatan pertama, kedua, ketiga........ yang jelas, surat itu mengubah seluruh hidup Harry selamannya.

Gimana rasanya dikunjungi oleh manusia separo raksasa dengan rambut awut-awutan di hari ulang tahunmu yang ke-11? Terlebih lagi dia membawa sepotong cake ulang tahun yang pertama kali kamu terima seumur hidupmu. Bukan itu saja, dia juga membawa kabar bahwa kamu adalah seorang PENYIHIR.

Menolak. Tidak Percaya. Menyangkal. Rendah Diri (atau mungkin Minder?). Adalah reaksi pertama Harry ketika Hagrid menceritakan sejarah hidupnya yang (katanya) diketahui seluruh penyihir di dunia selain dirinya. Setelah itu, rasa ingin tahu, dan haus akan pengetahuan tentang dunianya yang menguasainya.

Diagon Alley. Kembali mengejutkan Potter muda dengan segala macam barang yang tidak pernah dilihatnya, dan kenyataan bahwa sebagai seorang penyihir, Harry sangatlah berkecukupan. Di sambut dengan 'sangat' ramah oleh banyak penyihir yang ditemuinya, dia sudah bukan lagi anak aneh dengan baju kedodoran. Harry mulai menyukai hal-hal baru yang ditemuinya.

Petualangan baru benar-benar di mulai pada tanggal 1 September. Kebingungan menemukan peron 9 3/4, Harry berkenalan dengan keluarga Weasley. Tanpa disadarinya, mereka adalah keluarga yang akan berperang sangat penting bagi hidupnya, dan percintaannya....

Namun euforia Harry tidak berlangsung lama, dan terus-menerus. Bahkan sebelum mencapai Hogwarts, Harry telah menyulut bara permusuhan di antara dirinya dengan Draco Malfoy. Selama Harry di sana, bukan hanya Malfoy dan seluruh penghuni asrama Slytherin, tapi juga Prof. Snape yang sejak awal pertemuan mereka sudah menunjukkan kebenciannya terhadap Harry. Oh ya, Harry masuk asrama Gryffindor tentu saja. Seperti kedua orantuanya, Ron beserta seluruh keluarganya, Neville, dan Hermione.

Tapi sebelum petualangan benar-benar di mulai, Harry menjalani hari-harinya dengna cukup menyenangkan. Terpilih sebagai anggota termuda tim Quidditch asramasnya, Harry menyadari bahwa dia benar-benar berbakat di atas sapu.

Di Hogwarts (ah, aku lupa menyebut Hogwarts sebelumnya), Harry bukan hanya berteman baik dengan Hagrid, Ron, dan siapa sangka, Hermione. Tapi juga mengalami petualangan luar biasa bersama mereka. Bertemu dengan Fluffy yang menyukai musik. Kejar-kejaran dengan penjaga sekolah dan kucingnya yang suka mengendus. Mendapatkan jubah gaib sebagai hadiah natalnya. Bertemu Nick-si-Kepal-Nyaris-Putus. Hingga pada akhirnya, bertemu dengan bayang-bayang masa lalunya. Penyebab kematian kedua orantuany, dan yang menyisakan bekas luka berbentuk sambaran kilat di dahinya. Kau-Tahu-Siapa. Ahh, mungkin lebih baik kita sebut dia Voldmort.
----o----

Kalau diingat-ingat, ini adalah novel fantasi pertama yang aku baca. Berapa umur aku waktu itu ya? Kelas 5 SD mungkin? Hemmm.. Novel ini juga yang jadi awal mula ketertarikan dengan novel-novel sejenis. Sampai sekarang rak buku udah penuh dengan novel-novel tentang sihir, petualangan, dan hewan-hewan yang ngga pernah ada kita lihat.

Mungkin dari sini juga aku jadi seorang pengkhayal dengan imajinasi yang terlalu liar. Yeah, liar. Kayak ngebayangin punya telinga karya Fred and George buat nguping. Ngebayangin nulis dengan bulu di atas perkamen, dan bukannya pulpen. Punya jubah gaib Harry yang memungkinkan aku masuk bioskop tanpa bayar. Dan yang jelas, berharap saat berumur 11 (8 tahun yang lalu, hanya beberapa bulan menuju ulang tahun ke-11 ku) akan ada sosok seperti Hagrid yang datang dan ngasih tiket menuju peron 9 3/4 (lihat betapa sebuah buku bisa memepengaruhi imajinasi seorang anak).

Tapi, novel ini benar-benar memikat aku, yang saat itu hanya seorang bocah ingusan, sampai sekarang. And Yes, I'm addict with Harry Potter. Meski versi filmnya kurang memuaskan keliaran imajinasi yang sudah terprogram sendiri di dalam kepalakus setiap aku membaca novel ini berkali-kali.

Membaca Harry Potter dan membaca Percy Jackson, secara garis besar mereka sama-sama bocah istimewa yang awalnya ngga tau apa-apa tentang keistimewaan diri mereka. Dengan takdir berat yang menanti mereka di depan. Dan lawan yang lebih berat dari segalanya, yaitu ketakutan diri sendiri. Dengan umur yang ngga terlalu beda jauh di saat mereka pertama kali bersentuhan dengan dunia mereka yang sesungguhnya. Tapi dengan cerita dan daya tarik masing-masing. I really like this kind of book.

Membaca novel ini lagi untuk waktu yang sudah cukup lama dalam rangka mengikuti "Hotter Potter: A Harry Potter Reading Event (Indonesia)" yang di adakan oleh http://surgabukuku.wordpress.com . Bikin miris kalau ingat buku ini hilang, saat dipinjamkan pada salah satu teman Teteh. Hemm.. :'

Intinya, novel Harry Potter adalah jenis novel yang selalu menyenangkan meski berkali-kali dibaca. Padahal, aku bukan tipe orang yang suka melakukan hal yang sama berulang-ulang. But, that was the magic of Harry Potter right? :) 

Yang jelas, angka penuh buat novel ini. Dan Happy Reading untuk kalian yang baru pertama kali baca novel ini.

2 komentar:

Melisa mengatakan...

Yay,memang Harry Potter ini buku yang selalu menyenangkan untuk dibaca berulang2! Welcome back to Hogwarts ya! :)

Hanifah mengatakan...

setuju bgt mbaa :) gak bosen2 deh pokoknya :D
it would be my pleasure to back in Harry's world, everytime.. hha