Rabu, 19 Oktober 2011

Sebaris puisi di kala duka


Ku biarkan tetes demi tetes air mata membasahi pipi
Tak mampu ku pendam mereka lebih lama lagi
Tak kuasa ku kenakan seulas senyum palsuku

Aku bukanlah sebongkah batu
Yang angkuh berdiri menatap dunia
Aku bukanlah seberkas cahaya
Yang mampu bersinar di kala gulita

Aku hanyalah aku
Serapuh-rapuhnya seorang wanita biasa
Selemah-lemahnya seorang manusia
Yang tak kuasa menolak ketika duka menyapa
Yang merintih perih di kala luka tergores

Terkutuklah aku bila ku katakan aku baik-baik saja
Karena sesungguhnya semua itu hanyalah kepalsuan belaka
Kebohongan yang kokoh membentengi hati
Menyembunyikan ketakutanku pada semua

Hanya saat ini,
Di kala malam semakin sepi
Ketika dunia tak lagi berseru penuh kebusukkan
Aku menangis meratap
Memohon kekuatan yang belum ku miliki
Meminta keikhlasan yang tak lagi suci
Membasahi sajadahku dengan air mata luka dan penyesalan
Menyesal karena ku tahu
Air mata ini hanyalah sebuah kesia-siaan
Hanyalah sebuah bentuk keegoisan diri
Yang belum mampu mensyukuri nikmat yang Kau beri…

Tidak ada komentar: